Selasa, 17 April 2012

Kanker Payudara, Apakah Bisa Diobati ?

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Sedangkan kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Dari sudut pandang histologi, sel tumor payudara merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari berbagai jenis sel selain sel kanker. Untuk mendapatkan profil genetik dari sebuah tumor, perlu diketahui ekspresi genetik khas dari tiap sel yang merupakan hasil  transkripsi kluster gen tertentu, kemudian dicari kesamaan kluster pada sel lain dari jenis yang berbeda.

Kanker payudara dapat berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara. Kanker jenis ini paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Bila sudah mencapai stadium 3, artinya kanker ini sudah parah dan tidak ada alasan untuk tidak mengobatinya. 

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit yaitu
  1. Mastektomi atau pengangkatan jaringan yang terserang. Apabila pengangkatan dilakukan pada seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak disebut Modified Radical Mastectomy. Sedangkan apabila  pengangkatan hanya pada payudara saja tanpa mengikutkan kelenjar di ketiak disebut sebagai Total (Simple) Mastectomy. Tetapi apabila pengangkatan dilakukan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker maka disebut Radical Mastectomy atau lumpectomy
  2. Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
  3. Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

 Disamping tindakan medis diatas banyak juga pasien kanker yang mencari pengobatan alternatif. Bahkan ada diatara menreka yang pergi berobat ke “orang pintar” (baca dukun). Dalam tulisan ini saya akan membagi salah satu alternative untuk pengobatan kanker bagi pembaca. Apa itu?. Silakan lanjutkan membaca, bila tidak tertarik silakan tutup halaman ini ! 


Penelitan ilmiah yang diselenggarakan oleh Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, membuahkan  temuan bahwa Propolis bisa menghambat perkembangan sel kanker rahim/uterus, sel kanker leher rahim/serviks maupun sel kanker payudara dengan nilai IC50 berkisar 20 – 41 µg/ml. IC50 sendiri adalah ukuran/dosis yang diperlukan oleh suatu zat untuk menghambat pertumbuhan biologis, seperti enzim, sel dan organisme mikro hinggal 50% dari sebelumnya. Artinya, dengan hanya penggunaan Propolis sebanyak 20-41 mikrogram / mililiter, sudah cukup untuk menghambat aktivitas biologis kanker hingga setengahnya saja.

Hasil dari penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian lain yang dilakukan oleh Dr. Woro Pratiwi yang juga dari Universitas Gajah Mada. Setelah dilakukan percobaan selama satu bulan terhadap terhadap organisme hidup. Hasilnya sangat menakjubkan. Beliau menemukan bahwa turunnya aktivitas tumor seperti mengecilanya benjolan maupun menurunnya aktivitas pertumbuhan sel tumor yang terdapat pada hewan percobannnya.

Menurunnya aktivitas sel kanker dan berkurangnya penggandaan jumlah sel kanker disebabkan karena zat flavonoid dan polyphenols yang banyak terdapat Propolis. Peneliti lain, Dr. Edy Meiyanto dari Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada mneyebutkan bahwa flavonoid  mempunyai kemampuan untuk menghambat perkembangan sel kanker dalam menggandakan dirinya. Disamping itu falvonoid juga memicu sel kanker melakukan apoptosis yaitu bunuh diri pada tingkatan sel terutama pada sel kanker.

Dr. Apt Mustofa dari divisi Farmakologi & Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajahmada mengutarakan bahwa zat flavonoid dan polyphenol yang juga memiliki fungsi anti oksidan dan anti thrombocytopenia. Anti oksidan adalah zat yang bisa memerlambat atau mencegah peristiza oksidasi dari radikal bebas. Jika tidak dicegah, radikal bebas bisa merusak sel-sel tubuh yang sehat menjadi rusak. Sedangkan, thrombocytopenia adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kadar platelet dalam darah, sehingga turun di bawah kondisi normalnya. Platelet sendiri adalah bagian komponen sel darah, sepertihalnya sel darah merah maupun sel darah putih.

Jadi kesimpulannya Propolis dapat digunakan sebagai salah satu pengobatan alternative.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar